Maret 12, 2025

“Anak adalah kehidupan,
Mereka sekedar lahir melaluimu tetapi bukan berasal Darimu.
Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu,
Curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan Pikiranmu
karena mereka Dikaruniai pikirannya sendiri” (Kahlil Gibran)

Didalam kehidupan ini, setiap orang tua pasti menginginkan anaknya memiliki kehidupan yang lebih baik dari kehidupannya sendiri. Tak ada satupun orang tua yang menginginkan anak-anaknya hidup susah dikemudian hari.

Berawal dari pemikiran tersebut, sudah pasti semua orang tua akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup dari anak-anaknya. Kebutuhan akan sandang, pangan, papan dan pendidikan yang akan dijadikan bekal oleh anak di kemudian hari.

Dalam banyak kasus, terkadang kita sebagai orang tua lupa, bahwa anak adalah merupakan individu tersendiri. Anak bukan merupakan fotocopy dari orang tua, sehingga kita lupa bahwa masing-masing individu memiliki kebutuhan yang berbeda.

Orang tua mendidik anak berdasarkan pengalaman hidup yang dimiliki. Sehingga terbentuklah aturan-aturan berdasarkan apa yang pernah diterapkan kepada kita, dengan menambahkan pikiran-pikiran kita sendiri untuk mengeliminasi kegagalan pada anak kita.

Satu hal yang tidak boleh kita lupakan dalam menerapkan aturan-aturan dalam keluarga untuk anak, yaitu perkembangan jaman yang tidak pernah berhenti. Perkembangan jaman yang begitu pesat saat ini, menyebabkan banyaknya perbedaan-perbedaan situasi yang belum tentu sesuai dengan aturan-aturan yang pernah diterapkan pada kita saat kita anak-anak dulu.

Ditambah lagi dengan semakin mudahnya informasi yang jauh lebih mudah kita dapatkan dibandingkan jaman kita dulu, tentunya kebutuhan dan cara berpikir anak pun sudah jauh berbeda dengan jaman kita dulu.

Tidak jarang kita menemui anak-anak kita melakukan hal-hal yang melenceng dari aturan yang kita buat dalam keluarga. Dari hal kecil, seperti menunda waktu belajar, menolak makan makanan yang sudah disiapkan sampai dengan perdebatan-perdebatan antara anak dan orang tua.

Pada saat hal seperti ini terjadi, terkadang kita sebagai orang tua akan berpikir bahwa anak kita mulai nakal. Anak di cap sebagai anak yang nakal, bandel, pemberontak, mulai berani melawan orang tua.

Berdasarkan pengalaman yang saya alami, semakin sering kita memberikan label yang negatif terhadap anak, semakin anak tersebut akan menjauh dari orang tua. Dan anakpun akan cenderung lebih sering melakukan hal-hal yang kita larang secara sembunyi-sembunyi. Dan situasi akan menjadi semakin buruk karena tidak adanya keterbukaan dari orang tua maupun anak. Anak akan mulai takut mengutarakan pendapatnya karena takut orang tuanya marah. Sementara kita sebagai orang tua akan merasa bahwa sang anak sulit di kendalikan, yang akan menimbulkan stress bagi kedua belah pihak.

Orang tua akan semakin tidak mengerti apa yang dibutuhkan oleh anaknya. Dan anak akan berpendapat bahwa orang tuanya tidak lagi peduli dengan kebutuhannya dan merasa selalu disalahkan. Tentu saja situasi seperti ini sangat tidak baik untuk orang tua maupun anak.

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan? Disini saya akan berbagi sedikit pengalaman dalam mengatasi situasi saat anak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang kita buat.

1. Libatkan anak dalam membuat suatu aturan.

Disaat kita memberikan sebuah aturan kepada anak, ajaklah bicara. Berikan alasan kenapa peraturan itu dibuat. Bersikap terbukalah untuk menampung pendapat anak, dan carilah jalan tengah agar target dari aturan tersebut tetap tercapai tanpa harus melanggar hak-hak privasi anak dan aturan tetap bisa dijalankan dengan baik

2. Karakter dan kebutuhan setiap anak berbeda

Dalam menyampaikan aturan kepada anak, kita harus ingat bahwa karakter dan kebutuhan masing-masing anak berbeda. Jadi sebaiknya pada saat menyampaikan aturan-aturan dalam keluarga, jangan pernah membandingkan antara satu anak dengan yang lainnya, karena itu akan membuat anak merasa dibedakan. Anak akan berpikir bahwa orang tua tidak adil dalam menyayangi salah satunya. Pada saat anak merasa dibedakan atau dibandingkan, akan menimbulkan rasa yang tidak menyenangkan bagi sang anak. hal ini terkadang dapat memicu keinginan anak untuk memberontak atau justru menjadikan anak merasa kecil hati.

3. Jangan memperdebatkan masalah aturan yang akan di buat didepan anak

Sebelum menyampaikan suatu aturan kepada anak, sebaiknya orang tua mendiskusikan dahulu dengan mempertimbangkan karakter dan kondisi dari masing-masing anak untuk mencapai suatu kesepakatan. Jangan memperdebatkan aturan yang akan diberikan kepada anak didepan anak tersebut, karena hal itu dapat menimbulkan kebingungan terhadap sang anak. Atau bahkan anak dapat memanfaatkan ketidak sepakatan orang tua untuk mencari celah untuk melanggar aturan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *